Monday, March 3, 2008

Sekolah Dasar Infaq Tinggi

Seringkali para kader melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis kepada qiyadahnya (pemimpin) . Wajar saja, sebab kader yang dimiliki ikhwah (aktifis Islam) rata-rata berpendidikan tinggi. Terlebih lagi ketika dakwah telah bersentuhan dengan dunia politik.

Suatu ketika ustadz Ahmad Heryawan pernah mendapat sebuah pertanyaan tentang alasan dakwah bertarung dalam pemilihan kepala daerah langsung (PILKADA). Mungkin karena pertanyaan tersebut terlalu sering muncul, ustadz pun ‘gatal’ untuk menjelaskannya pada kami di kantor AHC.

Ustadz menjelaskan bahwa dakwah harus membawa manfaat bagi semua dan salah satunya adalah dengan berada pada kekuasaan. “Ada peran-peran yang memang harus dilaksanakan oleh pemerintah.”, ujar beliau.

Ustadz pun menyebutkan bahwa salah satu tanggung jawab pemerintah adalah di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang bisa membawa manfaat bagi semua orang. Tentunya, dakwah juga sangat berkepentingan untuk memajukan sektor ini. Ustadz menyampaikan bahwa cara yang dilakukan oleh ikhwah selama ini dengan mendirikan yayasan atau lembaga pendidikan tidaklah cukup.

“Lihatlah, sekarang ini SDIT dan lembaga sejenis berjamuran tapi mengapa malah menjadi beban bagi masyarakat.” Saya pun bertanya dalam hati, bukankah bagus jika lembaga pendidikan berbasiskan Islam banyak bermunculan? Lalu ustadz pun melanjutkan dan saya kemudian sadar bahwa yang dimaksud ustadz dengan SDIT adalah Sekolah Dasar Infaq Tinggi. “Harusnya negaralah yang menanggung biaya pendidikan.” Demikian ustadz menambahkan.

No comments: